Bukan Bicara Indonesia, Sri Mulyani Sebut Italia Bakal  Resesi  Berpotensi Minus Dua Digit

Bukan  Bicara Indonesia, Sri Mulyani Sebut Italia Bakal  Resesi  Berpotensi Minus  Dua Digit
Menteri Keuangan Sri Mulyani

JAKARTA (RIAUSKY.COM)- Sejumlah negara-negara di Eropa menghadapi ancaman resesi akibat penyebaran virus corona atau Covid-19. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut salah satu negara yang mengalami dampak terbesar, resesi, yaitu Italia. 

“Bahkan kemungkinan negatif sampai lebih dari double digit, masih belum tahu, artinya resesinya itu dalam sekali,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa, 24 Maret 2020 sebagaimana dilaporkan tempo.co.

Saat ini, total sudah ada 391 ribu orang yang terinfeksi virus corona di seluruh dunia. 

17 ribu orang meninggal dan 102 orang berhasil sembuh. Italia pun kini menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi akibat virus corona, dengan 6000 lebih orang meninggal.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyebut European Central Bank (ECB) telah menyatakan jika negara eropa melakukan lockdown setiap kali empat minggu, maka pertumbuhan ekonomi akan turun 2 persen. “Sudah pasti mereka akan resesi,” kata dia.

Saat ini, perekonomian di Eropa mulai terganggu akibat lockdown yang telah berjalan di sejumlah negara. 

Arus barang dan bantuan misalnya, menjadi tersendat. 

Agar gangguan itu tidak terjadi lagi, Uni Eropa sudah meminta ke-27 anggotanya menghentikan lockdown dan membuka perbatasan untuk sesaat. Durasi yang diminta: 15 menit.

"Pekan lalu, kami menemukan berbagai titik perlintasan di mana truk mengantri hingga 40 kilometer dan terhambat selama 18 jam. Hal itu harus dihentikan," ujar Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 23 Maret 2020.

Namun saat ditanya apakah saat ini mulai terjadi krisis ekonomi, Sri Mulyani mengatakan bahwa negara di dunia baru sebatas mengalami krisis kesehatan. 
Pandangan itu juga muncul dalam diskusi yang baru saja dilakukan Sri Mulyani dengan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara G20, kemarin. Salah satu negara G20 adalah Italia.

Menurut Sri Mulyani, ekonomi barangkali mengalami kontraksi akibat virus corona, namun tidak berarti krisis. Sebab, bisa saja kontraksi ini hanya terjadi sementara. 

Tapi kini, negara-negara G20 tengah berupaya meredam dampak krisis kesehatan in agar tidak merembet kepada krisis ekonomi, sosial, bahkan keuangan. 

“Agar tidak menimbulkan spill-over pada keuangan, seperti 2008, di mana bank-bank dan lembaga keuangan mengalami kebangkrutan,” kata dia.(R04)

Listrik Indonesia

Berita Lainnya

Index